Minggu, 06 November 2016

Psikoanalisa antara Sigmund Freud dan Jung

 Sigmund Freud (1856-1939)

Psikoanalisa menurut Sigmund Freud.
ia membagi mind ke dalam Consciousness, Preconsciousness dan Unconsciousness.

Consciousness
hanyalah bagian dari mind, tapi merupakan satu-satunya bagian yang memiliki kontak langsung dengan realitas.

Preconsciousness
berperan sebagai jembatan antara Conscious dan Unconscius, berisi ingatan atau ide yang dapat diakses kapan saja.

Unconsciousness
merupakan paling dominan dan paling penting dalam menentukan perilaku seseorang. Di dalam teori tersebut tersimpan ingatan masa kecil, energi psikis yang besar dan instink.


3 sistim kepribadian:

Id (es): Pleasure Principle, naluri sex (libido sexualis), naluri agresi.
Ego (Ich): Reality principle
Superego (Uber Ich): Norma



Carl Gustaf Jung (1875-1961)

Carl Gustaf Jung merupakan sahabat Sigmund Freud dan mereka berdua mendirikan perkumpulan Freud pada tahun 1907 di Zurich. Tapi terjadi perselisihan dikarenakan perbedaan pendapat terhadap suatu teori Libido-Freud.

Perbedaan Antara Sigmund Freud dan Carl Gustaf Jung;

Menurut pandangan Sigmund Freud diantaranya;
-Mekanistik
-Ilmu alam
-Fakt. Keprib. Utama: Libido
-Libido = Sex
-Pleasure Psinciple

Menurut pandangan Carl Gustaf Jung diantaranya:
-Analitik
-Filsafat, Agama, Mistik.
-Teleogik
-Fakt. Keprib. Utama: Rasial dan Filogenetik
-Libido = Energi
-Prinsip pelepasan energi


Tipologi Kepribadian Carl Gustaf Jung:

Tipe; Extravert, Inrovert, dan Ambivert.
Fungsi; Rasional, Intutif, Emosional, dan Sensitif.


Minggu, 30 Oktober 2016

Psikologi Analisis (Psikoanalisis)

Psikologi Analisis biasa disebut juga dengan kata Psikoanalisis. Psikoanalisis merupakan ilmu yang dikembangkan oleh Sigmund Freud dan para pengikutnya. Sebagai studi fungsi dan perilaku psikologis manusia. Tujuan dari psikologi analisis ialah untuk menyadarkan individu dari konflik yang tidak disadari serta mekanisme pertahanan (defense mechanism) yang digunakan untuk mengembalikan kecemasan,

Psikologi analisis memiliki tiga penerapan diantaranya ialah;
1). suatu metode penelitian dari pikiran,
2). suatu ilmu pengetahuan sistematis mengenai perilaku manusia.
3). suatu metode perlakuan terhadap penyakit psikologis atau emosional.

Sigmund Freud membagi mind ke dalam Consciousness, Preconsciousness dan Unconsciousness. Dari tiga aspek kesadaran.

1). Consciousness: hanyalah bagian kecil dari mind, tetapi merupakan satu-satunya bagian yang              memiliki kontak langsung dengan realitas.
2). Preconsciousness: berperan sebagai jembatan antara conscious dan unconscious, berisi ingatan            atau ide yang dapat diakses kapan saja.
3). Unconsciousness: merupakan paling dominan  dan paling penting dalam menentukan perilaku            seseorang. Di dalam teori tersebut tersimpan ingatan masa kecil, energi psikis yang besar dan              instink.


Menurut Sigmund Freud kepribadian itu terdiri dari tiga element. ketiga unsur kepribadian itu adalah id, ego, dan superego. 

Tiga Unsur kepribadian menurut Sigmund Freud;

1). Id: Id merupakan satu-satunya komponen kepribadian yang hadir sejak kita lahir. Menurut Sigmund Freud Id merupakan sumber segala energi psikis. Id didorong dengan prinsip                   kesenangan yang berusaha untuk kepuasan segera dari keinginan , keinginan dan kebutuhan.               Apabila kebutuhan ini tidak puas langsung, maka hasilnya adalah kecemasan atau ketegangan.

2). Ego: Ego merupakan komponen kepribadian yang bersifat bertanggung jawab untuk menangani dengan realitas. Menurut Sigmund Freud, Ego itu berkembang dari Id dapat dinyatakan dengan cara yang dapat diterima di dalam dunia yang nyata. Fungsi Ego adalah baik di pikiran sadar, prasadar, dan tidak sadar.

3). Superego: Menurut Sigmund Freud Superego merupakan komponen terakhir untuk mengembangkan kepribadian. Superego adalah aspek kepribadian yang menampung semua standar internalisasi moral dan cita-cita yang kita peroleh dari kedua orang tua dan juga masyarakat. Superego memberikan pedoman untuk membuat penilaian.



Referensi:
https://id.wikipedia.org/wiki/Psikoanalisis
http://www.nuraminsaleh.com/2012/12/tokoh-tokoh-psikoanalisis.html
http://belajarpsikologi.com/struktur-kepribadian-id-ego-dan-superego-sigmund-freud/

    Minggu, 16 Oktober 2016

    Sejarah perkembangan psikologi di Indonesia

    Tokoh-tokoh:

    M. Nasroen (1907-1968)

    M. Nasroen adalah seorang sarjana Indonesia di bidang filsafat. Ia terkenal karena telah diidentifikasi dan diklasifikasikan filsafat Indonesia sebagai terpisah dan berbeda dari filsafat Barat dan Timur. Ia mencapai puncak karir filosofisnya ketika ia dipilih sebagai profesor emeritus filsafat di Universitas Indonesia. Ia juga berpendapat bahwa hasil dari filsafat dalam kenyataan adalah budaya, Pancasila adalah pandangan hidup Indonesia, sebelum Indonesia memeluk agama. Tuhan telah mengilhami Indonesia membaca alam. 


    Soenoto (1929)

    Ia merupakan pengkaji filsafat Indonesia generasi kedua di era 1980-an. Pendidikan filsafat pertama kali diperoleh dari Universitas Gajah Mada (Sarjana dan Magister Ilmu Sosial dan Politik) lalu Vrije Universiteit Amsterdam (Dokter Ilmu Sosial dan Politik). Ia telah menelusuri berbagai tradisi kefilsafatan jawa.

    R. Parnomo (1952)

    Ia menempuh jenjang pendidikan kefilsafatan di Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada (Sarjana Filsafat) lulus pada 1976, ia meneruskan pendidikan program pasca-sarjana jurusan Filsafat Indonesia di UGM. Setelah memperoleh gelar Magister. Ia diterima Dosen Filsafat di UGM, dan pernah menjadi Sekretaris Jurusan pada jurusan Filsafat Indonesia yang dirintisnya bersama-sama dengan Soenoto. Selain mengajar, ia juga salah seorang anggota Peneliti Filsafat Pancasila (1975-1979) di Dephankam. Ia berpendapat bahwa pandangan hidup itu dapat dikaji dari khazanah budaya dan Hasil real dari filsafat adalah kebudayaan.


    Jakob Soemardjo (1939)

    Karir kefilsafatannya dimulai ketika ia menulis kolom di harian kompas, pikiran rakyat, suara karya, suara pembaruan dan majalah prisma, basis, dan horison sejak tahun 1969. Sejak 1962 mengajar di Fakultas Seni Rupa Desain di Institut Teknologi Bandung dalam mata kuliah Filsafat seni, antropologi seni, sejarah teater, dan sosiologi seni. Ia merupakan ringkasan sejarah kerohanian Indonesia dan seorang Filsafat Malam.


    Psikologi Modern Indonesia.

    Indonesia sebagai negara berkembang, psikologi di Indonesia dibutuhkan dalam bidang kesehatan, bisnis, pendidikan, politik, permasalahan sosial, dan lain-lain. Dengan demikian, Indonesia diperlukan penelitian psikologi mengenai basic nature di Indonesia. Di sisi lain, terdapat berbagai kendala seperti dana dan sumber daya manusia yang sangat terbatas. Komunitas sosial berbagai Institusi dam pemerintah sendiri yang semakin membutuhkan psikologi sebagai ilmu terapan juga tidak mampu menyediakan dana dan sarana yang memadai untuk penelitian. Indonesia juga menghadapi masalah yang dihadapi oleh psikologi di Barat. Asal usul yang sangat luas, definisi yang bervariasi, teori dan metodologi yang saling bertentangan, dan aplikasi yang sangat luas dan beragam. Guru besar, staf pengajar, dan praktisi menggunakan pendekatan, teori, dan metodologi yang berbeda pula dalam melihat suatu masalah yang sama. Hal ini menimbulkan kebingungan pada masyarakat awam. mengingat masyarakat Indonesia belum dapat menerima sesuatu dari berbagai sudut pandang seperti halnya di negara barat. Masyarakat Indonesia masih cenderung mengharapkan psikologi sebagai suatu ilmu pasti yang dapat memberikan jawaban dan penyelesaian yang pasti bagi berbagai permasalahan seperti halnya, ilmu kedokteran. Psikologi diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1952 oleh Slamet Iman Santoso, profesor psikiatri di Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia. Pada pidato pengukuhannya sebagai profesor, Slamet menceritakan pengalamannya dengan pasien-pasiennya yang kebanyakan anggota militer dan pegawai pemerintah yang mengalami gangguan psikosomatis karena tidak mampu menjalani pekerjaan barunya setelah Indonesia mengambil alih kepemerintahan dari colonial Belanda pada tahun 1950. Menurut Slamet, psikiatri membutuhkan ilmu psikologi untuk menjelaskan potensi manusia guna menyeleksi orang yang tepat pada tempat yang tepat. Pada 1950-an terdapat juga beberapa psikolog yang dikirim oleh para TNI dan pemerintah untuk menjalani pendidikan psikologi di Belanda dan Jerman. Sekembalinya di Indonesia mereka yang dikirim oleh TNI kemudian ditempatkan di pusat Psikologi untuk Angkatan Darat dan Angkatan Udara di Bandung, sedangkan yang lainnya ditempatkan di Jakarta dan menjadi staff di Fakultas Psikologi, Universitas Indonesia. Pada awalnya, psikologi di Indonesia dikaitkan erat dengan psikologi klinis dan psikoanalisis dan banyak menggunakan teknik proyeksi serta tes IQ untuk tujuan psikodiagnostik. Namun sejak tahun 1960-an behaviorisme menjadi lebih popular dengan adanya konstruksi tes dan metode-metode kuantitatif. Saat ini, walaupun metode kuantitatif banyak digunakan, namun banyak pula yang memilih untuk tetap menggunakan metode kualitatif untuk menganalisa.


    Tokoh-tokoh psikolog di Indonesia:
    1). Prof. Dr. Slamet Iman Santoso
    2). Prof. Dr. Fuad Hassan
    3). Prof. Dr. Sarlito Wirawan Sarwono
    4). Prof. Dr, Hamdi Muluk, M.Si. Seto Mulyadi
    5). Prof. Dr. Hj. Zakiah Daradjat



    Minggu, 09 Oktober 2016

    Psikologi sebagai bagian dari ilmu faal

    Ilmu Faal

    Psikologi sebagai bagian dari ilmu faal mulai muncul pada abad ke-19 seiring dengan kemajuan ilmi alam (Natural Science). Pada fase ini pemikiran tentang manusia terus berkembang dan banyak dilakukan eksplorasi fisiologis manusia secara empiris, Pada fase inilah mulai ada jawaban yang empirik dan ilmiah dari pertanyaan-pertanyaan yang kerap muncul di masa lalu:

    Bagaimana hubungan body-soul?

    Bagaimana bentuk konkritnya?

    Bagaimana mengukurnya?

    Riset empirik yang banyak dilakukan pada bidang fisiologis mencakup : aktifitas syaraf, sensasi/penginderaan, dan fisiologis otak.
    Bagi psikologi hasil-hasil ini memberi jalan untuk membangun dasar fisiologis bagi operasi-operasi mental.
    Menjelaskan posisi Ilmu psikologi modern yang dekat dengan bidang kedokteran dan psikatri.

    Sir Charles Bell (1774-1842)

    Sir Charles Bell terkenal sebagai seorang ahli bedah, ahli atonomi dan ahli ilmu faal.
    Ia telah menemukan berbagai penemuan yang diantaranya ialah;
    1). Menemukan susunan syaraf, yang dinamakan susunan syaraf Bell - Magendie (karena juga ditemukan oleh Magendie)
    2). Dalam tubuh manusia terdapat dua macam syaraf: sensoris dan motoris.
    3). Indera kinestetis, keseimbangan, pengecap, pendengaran.


    Francois Magendie (1783-1855)

    Francois Magendie telah menemukan berbagai penemuan diantaranya ialah;
    1). Selain menemukan syaraf sensoris dan motoris juga menemukan syaraf majemuk.
    2). Menemukan hukum the law of forward direcion - hukum satu arah dalam susunan syaraf (kondisi dalam syaraf secara normal hanya berjalan searah), yang didasarkan pada konsep refleks.


    Marshall Hall

    Marshall Hall adalah seorang dokter, yang berasal dari Skotlandia
    Ia telah menemukan penemuan yang diantaranya;
    1). Meneliti tentang refleks
    2). Membedakan empat jenis gerak tubuh;
         A). Gerakan yang dikehendaki (voluntary movement).
         B). Gerakan pernafasan (respiratory movement).
         C). Gerakan yang tidak dikehendaki (involuntary movement).
         D). Gerakan refleks.


    Fritz & Hitzig

    Fritz dan Hitzig menemukan beberapa penemuan yaitu;
    1). Cortex Cerebri
    2). Gyrus Centralis Posterior (sensoris)
    3). Sulcus Centralis Rolandi
    4). Gyrus Centralis Anterior (motoris)


    Johannes Peter Muller (1801-1858)

    Ia merupakan seorang ahli ilmu faal dan termasuk yang mula-mula menggunakan metode eksperimental dalam lab.
    Penemuan-penemuannya ialah;
    1). Hukum "energi spesifik" : Pada setiap Indera hanya terjadi satu jenis penginderaan.
    2). Hukum energi spesifik dapat menerangkan berbagai gejala dalam penginderaan, misalnya; gejala panas dingin paradoks (paradoxical cold and heat)


    Paul Broca (1824-1880)

    Paul Broca ialah sorang dokter yang berasal dari jerman.
    ia memiliki penemuan-penemuan;
    1). Menemukan bahwa di otak terdapat Pusat Bicara yang dinamakan "Pusat Broca"
    2). Apabila terjadi gangguan di "frontal convultion" (belahan otak sebelah kiri) - sebagai pusat bicara atau disebut menderita Aphasia
    3). Orang pertama yang menemukan perbedaan fungsi antara otak kanan dan otak kiri.


    Gustav Theodor Fechner (1801-1887)

    Gustav Theodor Fechner merupakan seorang dokter dan ahli fisika dan pelopor psikologi eksperimen. Ia telah menemukan penemuan;
    1). Jiwa dikaitkan identik dengan badan.
    2). Menggunakan metode eksperimen.
    3). Hukum Weber-Fechner: 
         Kenaikan rangsang akan diikuti sebanding dengan kenaikan penginderaan. Dengan demikian              kalau kita ketahui kekuatan rangsang, maka akan diketahui pula besarnya penginderaan.


    Herman Ludwig Ferdinand Von Helmholtz (1821-1894)

    Ia dikenal juga sebagai pelopor Psikologi Eksperimen dan seorang dokter ahli bedah di Berlin. Penemuan-penemuannya ialah;
    1). Mengadakan penyelidikan mengenai penginderaan, khususnya mengenai penglihatan warna.
    2). 'Unbewusster schluss', bahwa pengamatan kita sekarang dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu, sehingga tidak sesuai dengan objeknya lagi.
    3). Tahun 1850, menghitung kecepatan konduksi impuls-impuls cahaya dalam syaraf.
    4). Tahun 1863, menulis buku Psychologi of Tone atau 'Psikologi Nada' tentang faal dan psikologi dari pendengaran serta mengenai harmoni dan musik.


    Sir Francis Galton (1822-1911)

    Francis Galton adalah seorang dokter, matematikawan, dan ahli geografi, dan keponakan dari Sir Charles Darwin.
    Ia menemukan penemuan-penemuan:
    1). Salah seorang yang menemukan teknik psikometri adalah untuk mengukur taraf intelegensi.
    2). Memberi sumbangan dalam bidang metodologi psikologi; Sumbangan dalam metodologi                    psikologi:
         A). Penggunaan kuesioner dalam meneliti imajinasi visual.
         B). Menemukan tes asosiasi kata (word association test)
         C). Menemukan teknik korelasi dalam statistik, hukum penyebaran normal.
         D). Bahwa ciri-ciri psikologis dapat diturunkan.


    Emil Kraeplin (1856-1926)

    Emil Kraeplin merupakan dokter berkebangsaan Jerman dan ia adalah Bapak Psikologi Klinik.
    Penemuan-Penemuan:
    1). Melakukan pengolongan-penggolongan mengenai penyakit kejiwaan yang disebut psikosis, yang        terdiri atas: dimentia praecox dan manik depresif.
    2). Etiologi (penyebab) penyakit kejiwaan tidak terletak pada jiwa seseorang melainkan disebabkan        oleh faktor biologis, misal; kelainan otak, kelainan metabolisme, gangguan pada kelenjar-kelenjar,      atau faktor bawaan.
    Yang pertama kali menggunakan metode psikologi pada pemeriksaan psikatri, yaitu tes psikologi untuk mengetahui adanya kelainan-kelainan kejiwaan. Contoh tes; Tes Kreaplin. Pelopor psikofarmakologi, yaitu; mempelajari pengaruh-pengaruh obat-obatan, alkohol, narkotik, dan sebagai berikut terhadap tingkah laku manusia.


    Ernst Kretschmer (1888-1964)

    Ernst Kretschmer merupakan seorang guru besar psikiatri dan neurologi. Bukunya yang terkenal ialah Koperbau und character (Fisik dan Karakter, 1921). Ia telah menemukan beberapa penemuan-penemuan:
    1). Psikopatologi pada anak dan remaja
    2). Metode-metode baru dalam psikoterapi dan hipnotisme
    3). Penelitian tentang perilaku kriminalitas.

    Psikologi sebagai ilmu yang berdiri sendiri

    Wilhelm Wundt (1832-1920)

    Lahir pada 16 Agustus 1832 - Meninggal pada 31 Agustus 1920 pada umur 88 tahun) ia adalah seorang dokter, psikolog, fisiolog, dan profesor. di tahun 1857 ia adalah seorang dosen faal di Heidelberg, 1874 ia adalah seorang Profesor Filsafat di Zurich dan Leipzig, dan pada tahun 1879 ia mendirikan Laboratorium psikologi di Leipzig. Wilhelm Wundt sekarang terkenal dengan sebutan penemu psikologi modern. Ia dianggap sebagai bapak psikologi eksperimental. Wilhelm Wundt mendirikan Laboratorium psikologi pertama untuk riset psikologi di Universitas Leipzig, Jerman, pada tahun 1879. Yang menandai bahwa awal psikologi sebagai suatu ilmu yang berdiri sendiri. Laboratorium Leipzig pada 1879 Mahasiswa pertama mengadakan penelitian dengan Wilhelm Wundt, selanjutnya pada tahun 1883 "psikologi eksperimen" dijadikan m.k. resmi, dan selanjutnya pada tahun 1894 "institute of Experimental Psychology" diakui secara resmi. Selain dikenal sebagai pendiri psikologi modern, Wilhelm Wundt dianggap juga sebagai "bapak psikologi eksperimental". Wilhelm Wundt juga membedakan antara perbedaan Psikologi dan fisika. Menurutnya Psikologi ialah; Immediate Experience, Data Pheonomenal, Introspeksi (Selbs-beobachtung), dan Mental laws. Sedangkan menurut Wundt Fisika ialah; Mediate Exp. (matter), Data Konseptual, Tidak Ada intropeksi, Physical laws. Sebagai tokoh Psikologi Eksperimental, Wilhelm Wundt memperkenalkan metode Intropeksi yang digunakan dalam eksperimen-eksperimennya. Wilhelm Wundt juga dikenal sebagai tokoh penganut struktualisme karena Wundt mengemukakan bahwa suatu teori yang menguraikan struktur dari jiwa. Wundt percaya bahwa jiwa itu terdiri dari berbagai elemen (Elementisme) dan ada mekanisme terpenting dalam jiwa yang menghubungkan elemen-elemen kejiwaan satu dengan yang lainnya sehingga membentuk suatu struktur kejiwaan yang utuh yang disebut juga dengan sebutan Asosiasi. Oleh karena itu, Wundt juga dianggap sebagai tokoh Asosianisme. 

    Sistematika Psikologi menurut Wilhelm Wundt terdiri dari 3 periode sebagai berikut:

    1). 1860: periode pra-sistimatik. Mengemukakan teori-teori yang bertentangan persepsi serta perbedaan antara perasaan ("feeling") dan penginderaan ("sensation")

    2). 2874-1887: periode elementisme, sensationalisme dan asosianisme, Jiwa digambarkan sebagai berbagai elemen yaitu: penginderaan, perasaan, dan sebagainya yang satu sama lain dihubungkan dengan asonsiasi.

    3). 1896: Periode Empirisme, mengajukan teori 3 dimensi dari perasaan yaitu: 
          (1) lust - unlust = senang/tak senang = pleasantness/unpleasantness,
          (2) spannung - losung = tegang/tak tegang = strain/relaxation,
          (3) erregung - beruhigung = semangat/tenang = excitement/calm.
          
          1902 - 1903:
          -Apersepsi : Setiap rangsang yang sampai ke indera manusia selalu dipersepsikan, tetapi sebagian         saja dari rangsang itu yang dipersepsikan, yaitu yang hanya diberikan perhatian khusus saja. Jadi         dalam apersepsi terdapat unsur kesengajaan dari kesadaran.

          -Volker: Psychologie : buku yang berisi tentang "Higher mental process", yang bisa menyebabkan        manusia bisa bertingkah laku secara seragam dan teratur yang pada akhir teori ini berkembang            menjadi teori psikologi sosial.

    Beberapa mahasiswa Wundt:
    -Emil Kraeplin (Jerman, 1878)
    -Hugo Munsterberg (Jerman, 1885)
    -James McKeen Cattel (AS, 1886)
    -Oswald Kulpe (Jerman, 1887)
    -Frank Angell (AS, 1891)
    -Edward B. Titchener (Inggris, 1892)
    -Federico Klesow (Jerman-Italia, 1894)

    Edward Bradford Titchener (1867-1927)

    Ia adalah murid Wundt, yang diserahkan tanggung jawab terhadap laboratorium psikologi yang masih baru di Universitas Cornell, Amerika Serikat. Selanjutnya Edward Titchener memperluaskan pandangan Wilhel Wundt dan kemudian menjadi pemimpin satu gerakan yang disebut Struktuarilisme. Saran-saran dari Edward Titchener; Psikolog seharusnya mempelajari kesadaran manusia, terutama aspek penginderaannya. dan Psikolog seharusnya menganalisis proses mental ke dalam elemen-elemen sedemikian rupa, sehingga dapat menemukan kombinasi-kombinasinya serta hubungan satu dengan yang lainnya. Dengan demikian akan dapat diketahui dimana letak struktur saling berhubungan dalam sistem syaraf.

    Hermann Ebbinghaus (1850-1909)

    Ia adalah seorang profesor. Merupakan salah satu pelopor serta pendiri Psikologi Eksperimen. Hermann Ebbinghaus merupakan orang yang pertama kali melakukan penilitian eksperimental tentang proses belajar dan ingatan (memory). Dari eksperimennya, Hermann Ebbinghaus membuat kurve ingatan yang juga dikenal sebagai Kurve Retensi dari Ebbinghaus. Hukum Ebbinghaus menurutnya ialah "Makin banyak hal yang harus dipelajari, makin banyak pula waktu yang diperlukan untuk mempelajari secara sebanding" Proses mengingat dan proses lupa terjadi secara otomatis (dengan sendirinya) dan mekanistis. Hermann Ebbinghaus dikenal sebagai salah satu pelopor Psikologi Eksperimen, seperti Wilhelm Wundt dan juga memberikan sumbangan kepada psikologi dalam Psiko-Fisik, ingatan dan persepsi visual. Hermann Ebbinghaus mengatakan bahwa, persepsi menimbulkan jejak-jejak tertentu pada otak seperti lensa kamera.


    George Elliah Muller (1850-1934)

    George Muller mengembangkan karya Ebbinghaus tentang ingatan. Ia mengemukakan The Right Associative Procedure (prosedur asosiatif yang benar) yaitu proses mengingat dan lupa tidak semata-mata mekanistis dan otomatis, tetapi ada unsur aktifitas dari individu yang bersangkutan. Menurut George Muller proses mengingat adalah aktif karena ada unsur Asosiasi. Hal-hal yang diasosiasikan akan lebih mudah diingat. Proses lupa juga aktif. Terdapat unsur "Hambatan Retroaktif" - Rangsang yang datang kemudian akan menghambat ingatan terhadap hal yang ada lebih dahulu. George Muller menggunakan data obyektif dan hasil intropeksi sebagai bahan studinya.

    Oswald Kulpe (1862-1915)

    Oswald Kulpe awalnya adalah seorang sejarawan, kemudian tertarik pada Psikologi setelah belajar pada Wilhelm Wundt dan George Muller. Oswald Kulpe meletakkan dasar-dasar studi tentang proses berfikir. Bahwa proses berfikir yang tinggi tidak terkait pada penginderaan. Proses berfikir lebih tinggi (Higher mental process) ini muncul dalam bentuk kreativitas mental dan menjadi kekuatan sebuah peradaban dan bersifat abadi yaitu; bahasa, mitos, kebiasaan (custom), dan budaya. Ia berpendapat bahwa pikiran tidak terikat pada penginderaan, maka orang sering tidak menyadari apa yang terjadi selama berpikir dan orang tersebut tidak dapat menceritakan kembali tahap-tahap proses berpikir dalam dirinya.







    Minggu, 02 Oktober 2016

    Zaman Renaisans


    Francis Bacon (1561-1626)

    Di tengah-tengah lahirnya kembalinya kebudayaan Eropa abad ke 14, Francis Bacon muncul dengan konsep-konsep penting bagi psikologi yaitu ia menolak pandangan rasionalistisyang menganggap bahwa rasiolah yang penting dalam ilmu pengetahuan. Sebaliknya ia juga menolak anggapan Aristoteles bahwa materilah yang penting dan dalam ilmu pengetahuan. Sebaliknya ia juga menolak anggapan Aristoteles bahwa meterilah yang penting dan bahwa dalam tiap materi sudah terdapat potensi yang tak dapat diubah lagi. sehingga tiap materi mempunyai kebenarannya sendiri. Ia mengemukakan metode induktif dalam ilmu pengetahuan, yaitu suatu metode untuk mencari kebenaran yang umum dengan mempelajari beberapa hal atau sejumlah hal yang khusus. Hanya dengan metode induktif inilah ilmu pengetahuan dapat mencapai kebenaran objektif, sedangkan selama 25 abad sebelumnya para sarjana menurut Bacon hanya berspekulasi saja dalam ilmu sehingga steril, tidak dapat memperoleh kemajuan dalam pengetahuan yang berarti. Bukunya Novum Organum Scientiarum (1620) merupakan pernyataan kebebasan kaum empiris dari kungkungan metode yang rasionalitas. Untuk itu ia mengingatkan bahwa agar seorang sarjana dapat dikatakan sebagai empiris sejati dan sebelum ia dapat menggunakan metode induktif. Ia harus membebaskan diri terlebih dahulu dari beberapa macam prasangka atau idola.

    Ada empat idola yang harus dihindari menurut Bacon Yaitu;
    1) Idola Tribus; yaitu idola yang terdapat pada suatu suku bangsa (tribe). Idola ini dapat menimbulkan kepercayaan bahwa sukunya sendirilah yang benar atau nenek moyang atau orang tua sendirilah yang benar.
    2) Idola Fori; yaitu idola yang timbul di pasar, sebagai akibat pergaulan dengan orang banyak di mana istilah dan konsep tidak di definisikan dengan cermat dan tepat.
    3) Idola Specus; yaitu idola yang timbul karena adanya dorongan dalam diri sendiri untuk mengamati sesuatu secara keliru, kecenderungan subjektivisme, sehingga mengakibatkan terjadinya kesimpulan dan penalaran yang salah mengenai sesuatu.
    4) Idola Theatri; yaitu idola yang disebabkan oleh metode yang tidak digunakan dala ilmu pengetahuan atau yang digunakan oleh ahli filsafat yang kurang dapat dipercaya, sehingga dapat menyebabkan timbulnya pandangan yang keliru mengenai sesuatu.


    Rene Descartes (1596-1650)

    Rene Descartes merupakan seorang ahli matematika, ahli ilmu faal dan ahli filsafat yang mempunyai perhatian besar terhadap gejala kejiwaan. Konsepnya tentang psikologi adalah ilmu yang mempelajari kesadaran. Jadi kesadaran adalah aliran psikologi mementingkan kesadaran disebut sebagai Psikologi Cartian.Tokoh yang cukup penting dalam sejarah psikologi ini menerangkan tingkah laku hewan dalam prinsip mekanistis. Ia mengemukakan konsep "reflex arc" untuk menerangkan semua tingkah laku pada hewan dan sebagian besar tingkah laku pada manusia. Dikatakannya bahwa hewan dan sering kali juga manusia bereaksi terhadap rangsangan yang datang dari lingkungannya atas dasar prinsip refleks. Suatu rangsangan yang datang dari lingkungan diterima oleh alat indera dan disalurkan melalui saluran syaraf tertentu ke otak dan otak mengolah impuls yang masuk itu untuk kemudian memberi instuksi kepada otot anggota tubuh melalui saluran-saluran syaraf pula, agar anggota tubuh gerakan-gerakan yang sudah ditentukan.
    Pada awal abad ke 20, di Amerika Serikat ada seorang serjana J.B. Watson yang menganut konsep "reflex arc" ini sepenuhnya pada manusia, yaitu ia percaya bahwa tingkah laku manusia sebenarnya tidak lain dari jalinan refleks ini belaka. Tetapi Descartes sendiri pada masanya tidak berpikiran seekstrem itu, Ia justru berpendapat bahwa tingkah laku manusia berbeda dari tingkah laku hewan. Meskipun manusia dalam tingkah lakunya juga tunduk pada hukum-hukum mekanisme sampai taraf-taraf tertentu, manusia masih mempunyai kebebasan memilih inilah yang tidak ada pada hewan. Karena adanya kebebasan memilih inilah, maka manusia dapat melakukan sebuh laku yang mandiri, padahal hewan dalam tingkah lakunya selalu tergantung pada situasi atau rangsangan yang datang dari lingkungan. Dalam pemilihan yang dilakukan manusia. Demikian pendapat Descartes. Karena itu Descartes juga disebut penganut paham rasionalsme. Sebagai penganut rasionalisme yang terlalu yakin akan ajarannya, maka Descartes hanya yakin akan adanya dirinya sendiri, karena sau-satunya yang ia ketahui adalah pikirannya sendiri. Ia memang melihat benda-benda lain, orang lain, tetapi apakah mereka itu juga berpikir seperti dirinya sendiri? inilah yang tidak diketahui dengan pasti oleh Descartes. Dengan perkataan lain, ia meragukan semua hal di luar hal dirinya, maka Descartes disebut juga sebagai penganut faham skeptisme.


    Referensi: Sarlito W. Saswono berkenalan dengan aliran-aliran dan tokoh psikologi. Hal.15

    Masa Gereja; St. Agustinus & St. Thomas Aquinas

    St Agustinus 

    Menurut St. Agustinus. pengetahuan hanya datang dari Tuhan. Menurut St. Agustinus Tuhan adalah sumber segalanya. Kita melihat bahwa Tuhan ada di dalam manusia dan manusia ada di dalam Tuhan. Pengaruh gereja sangat besar dalam diri seorang St Agustinus. Ia merupakan filsuf dan teolog besar pada zamannya. Menurutnya jiwa merupakan sesuatu yang tidak berbentuk dan tidak memiliki dimensi fisik. Ia mengumpamakan jiwa manusia seperti prinsip trintas, yaitu jiwa kita merupakan satu unit yang tiak bisa dipisahkan. Jiwa kita diciptakan oleh Tuhan pada saat tubuh manusia diciptakan. Sehingga untuk mengetahui jiwa kita lebih mendalam. Kita harus melakukan intropeksi atau refleksi dalam diri kita sendiri. Sumbangan terbesar yang diberikan oleh St. Agustinus dalam perkembangan nanti. Kaum struktualisme menggunakan cara ini sebagai cari utama dalam menganalisis daerah kesadaran dalam diri seseorang melalui cara tersebut. Nantinya, cara intropeksi ini juga digunakan oleh kaum strukturalis, fungsionalis, gestalt, dan humanis dalam membantu mereka mencari jawaban atas masalah yang dihadapi. Contoh oleh kaum gestalt, menurut mereka melalui cara intropeksi ini dilakukan karena persepsi dan sensai tergantung pada pengalaman individu. 

    St. Thomas Aquinas

    St. Thomas Aquinas merupakan salah satu pujangga gereja yang memberikan sumbangan besar terhadap kemajuan ilmu pengetahuan dan gereja. Ia merupakan seorang teolog pada zamannya. Ia menggunakan De anima sebagai dasar kerangka berpikirnya dalam melihat psikologi dan menggunakan prinsip keagamaan yang ada di dalam diri St. Thomas Aquinas. pengaruh De anima yang sudah dipengaruhi oleh agama Kristen memiliki pengaruh besar di abad ke-20. Menurut St. Thomas Aquinas, apa yang disebut psyche dalam Aristoteles tidak lagi merupakan sebuah kesatuan, tetapi merupakan hal yang berbeda. Manusia menurut St. Thomas Aquinas memiliki dua buah bagian, yaitu roh dan badan. Roh memiliki dunia sendiri yaitu dunia roh dan badan memiliki dunia yang disebut dengan duniawi. Jiwa merupakan hal yang tidak terlihat dan juwa digunakan untuk memahami Tuhan sebagai sumber kehidupan dalam diri manusia dan hubungan antara manusia dan Tuhan dihubungkan dengan jiwa. St. Thomas Aquinas menggunakan dogma gereja katolik sebagai panduan untuk mengembangkan konsep psikologi yang dikembangkan oleh Aristoteles.


    Referensi: https://kuliahfilsafat.com/2014/01/20/filsafat-ilmu-dan-ilmu-psikologi/

    Yunani Kuno: Monoisme dan Dualisme

    Monoisme


    Monoisme merupakan aliran psikologi yang melihat bahwa dunia hanya memiliki satu kesatuan jiwa dan badan adalah satu subtansi manusia yang tidak dapat dipisahkan.

    Asal kata dan pengertian Mono secara historis berakar pada pengajaran filosofis Hellenik dari Pythagoras. Mono berasal dari kata Yunani yang berarti tunggal dan tidak berbagi.

    Monoisme sering dilihat sebagai terbagi tipe dasar diantaranya:
    1) Monoisme Substansial; yang percaya adanya satu substansi
    2) Monoisme Atribut; yang percaya bahwa walau hanya ada satu substansi, tapi ada banyak realita individual berbeda dalam kategori.
    3)Monoisme Absolut; yang percaya bahwa hanya ada satu substansi dan hanya satu realita. Monisme absolut, dengan demikian menjadi jenis ideal.

    Monoisme lebih jauh ditetapkan berdasarkan tiga jenis yaitu:
    1) Idealisme; fenomenalisme, atau monisme mentalistik yang menganggap hanya budi yang nyata.
    2) Monisme netral; yang beranggapan bahwa mental dan fisik dapat direduksi menjadi sejenis substansi atau energi ketiga
    3) Materialisme; yang percaya bahwa hanya materi yang nyata, dan mental dapat direduksi menjadi fisik.

    Filsuf masa lalu diantaranya;
    1) Thales (624-548 SM); bapak filsafat, jiwa = super natural, jadi tidak ada; yang ada natural phenomena = berasal dari air.
    2) Anaximander (611-546 SM); asal segala sesuatu = apeiron (the boundless, formless, immortal matter)
    3) Aniximenes (490-430 SM); segala sesuatu berasal dari udara.
    4) Empedocles (490-430 SM); 4 elemen dasar alam (bumi/tanah, udara, api, air) dan manusia (tulang/otot/usus, fungsi hidup, rasio, cairan tubuh)
    5) Hipocrates (460-375 SM); tipologi kepribadian dan cairan tubug; (1) sanguine-darah, (2) melankholik-sumsum hitam, (3) kholerik-sumsung kuning, (4) phlegmatik-lendir.

    Dualisme

    Dualisme merupakan aliran psikologi yang melihat bahwa antara jiwa dan badan adalah dua substansi yang berbeda tetapi bergerak beriringan dalam mempengaruhi manusia. Jiwa dan badan mempunyai caranya masing-masing dan bergerak beriringan dalam diri manusia.

    Socrates (450-399 SM); 
    Ia merupakan guru dari Plato. Socrates membahas politik, ekonomi, dan ilmu sosial lainnya, Socrates dapat dikatakan sebagai ilmuwan sosial yang pertama kali ada di dunia. Socrates tidak secara gamblang membahas ilmu psikologi, tetapi ada sejumlah argumen yang diberikan oleh Socrates dimana pada masa ia hidup, Socrates pernah tenatang psyche dan perkataan itu memiliku kemiripan dengan perkembangan ilmu psikologi modern. Socrates melihat bahwa psyche manusia. yang diartikan jiwa atau roh manusia akan meninggalkan tubuh pada saat manusia mati sebagai sebuah bayangan dan menuji pada Hades. salah satu dewa yang ada di dalam masa Yunani Kuno. Socrates tidak secara langsung berbicara ilmu psikologi, tetapi ada point pernyataan Socrates yaitu "know thyself". Hal ini belum digunakan dalam ilmu psikologi, sampai pada zaman pertengahan dimana St. Agustinus menggunakan istilah tersebut.

    Plato (427-374 SM);
    Plato merupakan seorang pengikut aliran dualism melihat bahwa ide merupakan bagian yang terpisah dari badan manusia. Seperti Socrates, Plato juga berbicara psyche atau jiwa. Tetapi psyche yang dimaksud oleh Plato adalah moral manusia, pikiran, dan perilaku manusia yang menjadi sumber dari berbagai perilaku. Plato percaya jika jiwa seseorang merupakan hal yang tidak terbatas dan abadi. Pada zaman ini dapat dilihat bahwa pemikiran para filsuf sangat konseptualis. Sehingga apa yang mereka pikirkan, itulah yang mereka anggap benar sehingga konsep tentang jiw atau psyche ini merupakan hal yang menurut kita prinitif pada saat ini.

    Aristoteles (324-322 SM);
    Aristoteles dapat dikaitkan sebagai 'the first real psychologist' karena caranya dalam menjelaskan isu psikologi dengan cara keilmuwan. Psiokologi adalam Aristoteles dapat ditemukan di dalam dua buah bukunya yaitu de Anima dan Parva Naturalia. Untuk mengetahui psikologi dalam Aristoteles. kita harus melihat pendapatnya tentang dunia metafisik. Aristoteles membagi hal ini kedalam dua bagian yaitu form dan matter Berbeda dengan ide plato, Aristoteles melihat hal ini merupakan sebuah kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Form tidak ada tanpa matter, begitu juga sebaliknya. Sehingga dalam hal ini kedua hal tersebut saling mempengaruhi dan berkaitan.

    Referensi: https://kuliahfilsafat.com/2014/01/20/filsafat-ilmu-dan-ilmu-psikologi/

    Minggu, 25 September 2016

    Romantisisme dan Eksistensialisme

    Romantisisme

    Romantisisme adalah gerakan dalam seni sastra, dan gerakan intelektual yang berasal dari pertengahan kedua pada abad 18 di Eropa Barat selama revolusi industri. Romantisisme menyebar dari seni ke sastra dan filsafat yang menekankan pada pendekatan emosional, spontan, imajinatif, dan kebebasan dengan cara subjektivitas dan individualisme. Romantisisme dibentuk sebagai pemberontakan melawan Neoclassicism yang disebabkan oleh perubahan sosial tiba-tiba yang terjadi selama Revolusi Perancis dan era Napoleon. Romantisme mulai di Jerman dan Inggris pada tahun 1770 dan menyebar ke seluruh Eropa pada 1820-an. Selanjutnya, pengaruhnya menyebar ke Amerika Serikat. Seniman Romantisisme terpesona oleh alam, jenius, nafsu mereka, perjuangan batin, suasana hati mereka, potensi mental, dan pahlawan. Mereka menyelidiki sifat manusia dan kepribadian, budaya rakyat, asal-usul nasional dan etnis, era abad pertengahan, yang eksotis, remote, yang misterius, okultisme, yang sakit, dan bahkan setan. Seniman romantisisme memiliki peran pencipta sejati yang mengabaikan aturan yang ditetapkan, yang menurut mereka terlalu ketat, formal, tradisional dan bahkan prosedural. Mereka juga percaya bahwa imajinasi adalah alasan yang lebih unggul dan keindahan. Gerakan arsitektur paling sering dikaitkan dengan Romantisisme adalah Revival Gothic, yang digunakan untuk merangkul seluruh gerakan Neo-Gothic.

    Karakteristik Romanticism :
    1) Menunjukkan ketinggian tindakan
    2) Emosi ekstrem
    3) Dirakayan alam sebagai di luar kendali
    4) Dramatis Komposisi
    5) Tinggi sensasi (hidup dan saat-saat kematian)

    Pemikiran Jean Jacues Rousseau


    Jean Jacques Rousseau lahir di Jenewa, Swiss, pada tanggal 28 Juni 1712 dan meninggal di Ermenoville, Oise, Prancis. pada tanggal 2 Juli 1778. Ia seorang tokoh filosofi besar, penulis dan komposer pada abad pencerhan. Pemikiran filosofinya mempengaruhi revolusi Prancis, perkembangan politik modern dan dasar pemikiran edukasi. Karya novelnya, Emile, atau On Education  merupakan karyanya yang terpenting dan merupakan tulisan kunci pada pokok pendidikan kewarganegaraan yang seutuhnya. Julie, ou la nouvelle Heloise, novel sentimental tulisannya adalah karya terpenting yang mendorong era pre-romanticism dan romanticism di bidang tulisan fiksi karya autobiografi Rousseau adalah 'Confenssion' yang menginisiasi bentuk tulisan autobiografi modern, dan Reveries of a Solatary Walker contoh utama gerakan akhir abad ke 18 "age of Sensibility" yang memfokuskan pada masalah subjektivitas dan intropeksi era modern.
    Rousseau juga menulis dua drama dan dua opera dan menyumbangkan kontribusi penting dibidang musik sebagai teorist, pada periode revolusi Prancis. Rousseau adalah filsafat terpopuler di antara anggota Jacobin Club. Dia dimasukan sebagai pahlawan nasional di Pantheon Paris, pada tahun 1794, 16 tahun setelah kematiannya.


    Eksistensialisme

    Eksistensialisme merupakan aliran filsafat yang pahamnya berpusat pada individu yang bertanggung jawab atas kemauannya yang bebas tanpa memikirkan dengan cara mendalam mana yang benar dan yang tidak benar. Sebenarnya bukan tidak mengetahui mana yang benar dan yang tidak benar, tetapi seorang eksistensialisme sadar bahwa kebenaran bersifat relatif, dan karenanya masing-masing individu bebas menentukan sesuatu yang menurutnya benar. Eksistensialisme adalah salah satu aliran besar dalam filsafat. khususnya tradisi filsafat Barat. Eksistensialisme mempersoalkan keberadaan individu, dan keberadaan itu dihadirkan lewat kebebasan. Psikologi Eksistensial adalah ilmu yang mempelajari usaha perilaku manusia untuk memahami manusia dengan mengatasi jurang pemisah antara subjek dan objek. Aliran psikologi eksistensial tidak terikat pada nama salah seorang pelopor. Psikologi Eksistensial dilakukan dengan berbagai variasi, yang semuanya dengan satu atau lain cara yang mengambil inspirasinya dari karya-karya ahli falsafah di Eropa Eropa, seperti Paul Tillich, Martin Heidegger, Jean Paul Sartre, Ludwig Binswanger dan Eugene Minkowski. Psikologi Eksistensial sangat menekankan implikasi-implikasi falsafah hidup dalam menghayati makna kehidupan manusia di dunia ini. Promotor-Promotor dari Psikologi Eksistensial di Amerika Serika adalah Rollo may, Victor E. Frankl dan Adrian Van Kaam. Psikologi Eksistensial berfokus pada situasi kehidupan manusia di alam semesta, yang mencakup; kemampuan kesadaran diri; kebebasan untuk memilih dan menentukan nasib hidupnya sendiri; tanggung jawab pribadi; kecemasan sebagai unsur dasar dalam kehidupan batin; usaha untuk menemukan makna dari kehidupan manusia; keberadaan dalam komunikasi dengan manusia lain; kematian; serta kecenderungan dasar untuk mengembangkan dirinya semaksimal mungkin.


    Referensi:
    https://sugithewae.wordpress.com/2012/05/10/psikologi-eksistensial/
    https://drive.google.com/file/d/0BweLmgBHwVS0SGw4aXpSUmIzVlJLeVNoaHVEZWJMWFBXTUVF/view
    http://akusintha29.blogspot.co.id/2010/11/neoclassicism-dan-romanticism.html

    Minggu, 18 September 2016

    Sejarah Psikologi

    Psikologi, atau dalam bahasa inggris disebut Psychology, berasal dari bahasa Yunani yang merupakan gabungan dari kata Psyche dan Logos. Psyche berarti jiwa dan Logos berarti ilmu.

    Psikologi berhubungan dengan berbagai topik dan pola perilaku manusia dan metal. Psikologi mempelajari semua hal yang berhubungan dengan masalah mental seseorang yang dimulai sejak kita lahir hingga mati.

    Sejarah psikologi dibagi menjadi 2 tahap utama yaitu masa sebelum dan masa sesudah. Apa psikologi? Dulu: Ilmu yang mempelajari jiwa. Sedangkan, Sekarang: Ilmu yang mempelajari perilaku seseorang. Psikologi menjadi ilmu yang berdiri sendiri kedua tahap tersebut dibatasi oleh berdirinya Laboratorium Psikologi pertama di University Leipzig Jerman pada tahun 1879 oleh Wilhelm Wundt (Bapak Psikologi Modern) dengan berdirinya laboratorium ini lengkaplah psikologi menjadi ilmu pengetahuan, sehingga tahun berdirinya laboratorium Wundt diakui sebagai tanggal berdirinya psikologi sebagai Ilmu pengetahuan.

    Sejarah psikologi dapat ditelusuri pada masa Yunani kuno. Pada tahun 1600-an, filsuf Prancis yang terkenal, Rene Descartes, memperkenalkan konsep dualisme yang menekankan pada tubuh dan pikiran yang pada dasarnya adalah dua entitas terpisah yang berinteraksi bersama untuk membentuk pengalaman.

    Pada pertengahan abad ke-19, muncul Wilhelm Wundt, seorang ahli ilmu fisiologi Jerman yang terkenal akan karya-karyanya, menguraikan hubungan yang paling penting antara fisiologi dan psikologi. Dia mempelajari tentang kesadaran manusia dan berusaha untuk menerapkan metode eksperimental tertentu untuk mempelajari proses mental internal. Proses ini sekarang dikenal dengan intropeksi.

    Salah satu murid Wundt yang paling terkenal, Edward Titchener, menjadi salah satu pendiri sekolah psikologi pertama. Edward Titchener memunculkan sebuah pemikiran baru yang disebut Struktualisme. Menurut Struktualisme, kesadaran manusia dapat dipecah menjadi bagian-bagian kecil. Menggunakan Intropeksi, siswa dilatih untuk berusaha memecahkan reaksi dan tanggapan yang paling dasar dari semua persepsi (perseption) dan sensasi. (sensasion)

    Psikologi kemudian berkembang di Amerika pada abad ke-19. William James adalah seorang psikolog Amerika terkemuka selama periode ini dan prinsip-prinsip psikologi membuatnya menjadi disebut sebagai Bapak Psikologi Amerika. Konsep dan gagasan William James dikenal dengan nama Fungsionalisme. Fungsionalisme terfokus pada perilaku manusia bekerja untuk membantu masyarakat di lingkungan masing-masing. Fungsionalis menggunakan metode seperti observasi langsung. Fungsionalis menekankan pada kenyataan bahwa kesadaran adalah proses yang selalu berubah dan berkelanjutan. Sampai saat itu, psikologi cenderung lebih menekankan pada pengalaman manusia secara sadar. Sigmund Freud, dokter Austria yang terkenal karena mengubah wajah psikologi sedemekian rupa, mengedepankan teori kepribadian yang menekankan pada pentingnya pikiran bawah sadar. Penelitiannya dengan orang yang menderita penyakit mental seperti histeria membuatnya percaya bahwa pengalaman anak usia dini serta impuls bawah sadar kita memberi kontribusi besar terhadap pengembangan kepribadian dan perilaku orang dewasa. Menurutnya, gangguan psikologis pada dasarnya akibat dari konflik tak sadar yang terjadi dalam diri kita, dan yang menjadi tidak seimbang. Teorinya memiliki dampak besar pada psikologi di abad ke-20, yang mempengaruhi bidang lainnya seperti sastra, seni dan budaya.

    Psikologi berkembang secara dramatis selama abad ke-20 dan muncul pemikiran yang dikenal dengan Behaviorisme. Behaviorisme adalah perubahan yang sangat besar dari semua perspektif teoritis sebelumnya, dan menolak penekanan pada pikiran sadar serta pikiran bawah sadar. Melainkan berusaha untuk membuat disiplin yang lebih ilmiah dengan menekankan pada perilaku yang dapat diamati. Perilaku menekankan pada kenyataan, bahwa materi pelajaran psikologi pada dasarnya adalah perilaku manusia. Dampak dari aliran pemikiran ini sangat besar dan mendominasi selama hampir 50 tahun, Meskipun akhirnya runtuh, prinsip-prinsip dasar behaviorisme masih digunakan sampai sekarang. Metode terapi sering digunakan untuk membantu anak-anak mengatasi perilaku maladaptif dan belajar keterampilan baru. Pada pertengahan abad ke-20, muncul pemikiran yang kita kenal dengan psikologi Humanistik, konsep teoritis yang meletakakkan penekanan pada pengalaman sadar. Disiplin Ilmu psikologi telah mengalami pertumbuhan dan perubahan besar sejak awal kemunculan Wilhelm Wundt. Psikologi sejak ini terus berubah dan berkembang, membawa perspektif baru. Penelitian psikologis sekarang berfokus pada banyak aspek pada perilaku manusia dan pengalaman, yang mengacu pada faktor budaya dan sosial, serta pengaruhnya pada perilaku manusia.


    Referensi:
    https://khasanahpioneerscom.wordpress.com/2012/09/05/aliran-aliran-dalam-psikologi/
    http://www.psikologiku.com/teori-strukturalisme-edward-bradford-titchener/
    http://malahayati.ac.id/?p=23959
    http://psikologizone.blogspot.co.id/2011/02/sejarah-perkembangan-psikologi_6337.html

    Minggu, 11 September 2016

    Aliran Psikologi

    Ada 5 aliran psikologi, yaitu:


    1. Psikologi Diagnostik


    Psikoogi adalah ilmu yang mempelajari tentang tingkah laku manusia, sedangkan diagnostik adalah mencari tahu. Kedua kata ini seringkali digabungkan sehingga membentuk kata baru, yaitu psikodiagnostik, Dapat disimpulkan bahwa psikodiagnostik adalah ilmu tentang mencari tahu masalah perilaku yang muncul. Misalnya, mencari tahu alasan pasien A bertingkah laku aneh, apa yang menyebabkan ia bertingkah seperti itu dan penanganan apa yang yang harus diberikan kepada pasien tersebut. 




    Munculnya psikodiagnostik ini dilatarbelakangi oleh kebutuhan klinis yang dikembangkan oleh Hermann Rorscharch, Dalam mendiagnosa seorang individu, Hermann membuat suatu tes yang berupa bercak tinta yang diteteskan pada selembar kertas sehingga memunculkan gambar yang simetris. Lalu subyek/individu tersebut diminta untuk menginterpretasikan gambar yang muncul. Tes ini kemudian dikenal sebagai "Tes Rorschach", yang sering digunakan oleh para Psikolog untuk memeriksa kepribadian seseorang.  Tes ini pun sering digunakan untuk berbagai kasus dimana pasien tidak ingin menggambar proses terbuka.


    2. Psikologi Behavioristik

    Behaviorisme adalah sebuah aliran dalam psikologi yang diirikan oleh John B. Watson pada tahun 1913 yang berpendapat bahwa perilaku harus merupakan unsur subyek tunggal psikologi. Behaviorisme merupakan aliran revolusioner, kuat dan berpengaruh, serta memiliki akar sejarah yang cukup dalam. Behaviorisme lahir sebagai reaksi terhadap introspeksionisme (yang mengalisa jiwa manusia berdasarkan laporan-laporan subyektif) dan juga psikoanalisis (yang berbicara tentang alam bawah sadar yag tidak tampak).

    Behaviorisme ingin menganalisis perilaku yang tampak saja, serta yang dapat diukur, dilukiskan, dan diramalkan. Behaviorisme memandang pula bahwa ketika dilahirkan pada dasarnya manusia tidak membawa bakat apa-apa. Manusa akan berkembang berdasarkan stimulus yang diterimanya dari lingkungan sekitarnya. Lingkungan yang buruk akan menghasilkan manusia yang buruk, lingkungan yang baik akan menghasilkan manusia yang baik pula. Kaum behavioris memusatkan diriniya pada pendekatan ilmiah yang sungguh-sungguh obyektif. Kaum behavioris mencoret dari kamus ilmiah mereka semua peristilahan yang bersifat subyektf, sepertii sensasi, persepi, hasrat, tujuan, bahkan emosi termasuk berfikir, sejauh kedua pengertian tersebut diruuskan secara subyektif.

    3. Psikologi Kognitif

    Psikologi kognitif adalah suatu studi mengenai kognisi proses-proses metal yang mendasasri perilaku manusia, yang mencakup berbagai subdisiplin, termasuk memori, belajar, persepsi dan penyelesaian masalah. Menurut sejarah, aliran ini telah berkembang melalu beberapa fase penelitian mengenai introspeksi yang berembang mamasuki pengkondisian klasik bersama Thorndika, yang kemudan beralih ke behaviorisme Pavlov, Watson dan Skiner. Karyanya di masa kini yaitu dengan meningkatnya kecanggihan ilmu tentang otak dewasa ini, termasuk perkembangan teknologi-teknologi baru seperti pencitraan otak, memberikan kemungkinan bagi pemusatan pengetahuan psikologi dan neurifisiologi dan mnculnya disiplin-disiplin baru seperti ilmu kognitif dan neuropsikologi.

    Area-area utama dalam pskologi kognitif adalah persepsi visual, atensi, memori, bahasa, berfkir,  dan pengembalian keputusan. Kognisi memiliki istilah ilmiah untuk proses berfikir (process of thought). Secara etomologis, kata kognisi berasal dari bahasa latin, yaitu cognoscere, yang artinya adalah mengetahu (how to recognize).

    Aliran ini diyakini oleh beberapa tokoh, diantaraya:
    • Neisser (1979) menyatakan bahwa kognisi adalah kegiatan organisme (manusia) untuk mengetahui, memperoleh, mengorganisasikan, dan menggnakan pengetahuan
    • Ells dan Hant (1993) melakukan studi tentang proses mental manusia
    • Anderson (1995) mencoba memahami mekanisme-mekanisme yang melandasi pikirian manusia. Stenberg (1999) melakukan studi yang berkaitan dengan bagaiman oranag mempersepsi, mempelajari dan memikirkan informasi

    Sementara itu, Solso (2001) melakukan studi ilmiah tentang jiwa yang berefikir dan berkaitan dengan:
    a. Bagaimana kita memperhatikan dan memperoleh informasi
    b. Bagimana informasi disimpan dan diproses dalam otak
    c. Bagaimana memecahkann masalah, berfikir, dan merumuskan bahasa.

    Psikologi kognitif merupakan salah satu cabang dari psikologi umum yang meliputi studi ilmiah mengenai gejala-gejala kehidupan mental atau psikis yang berkaitan dengan cara manusia berfikir, seperti dalam memperoleh pengetahuan, mengolah kesan yang masuk melalui penginderaan, menghadapai masalah untuk mencarai suatu penyelesaian, serta menggali ingatan pengetahuan dan prosedur kerja yang dibutuhkan dalam menghadapi tututuan hidup sehari-hari.

    4. Psikologi Humanistik

    Aliran ini muncul sebagai kritik terhadap pandangan tentang manusia yang mekanistik ala behaiorisme dan pesimistik ala psikoanalisa. Oleh sebab itu, aliran ini sering disebut sebagai 'The Third Force, after Behaviorism and Psychoanalysis'

    A. Prinsip Utama

    1. Memahami manusia sebagai suatu totalitas. Oleh sebab itu, aliran ini sangat tidak menyetujui usaha untuk mereduksi manusia, baik ke dalam formula S-R yang sempit dan kaku (behaviorisme), maupun ke dalam proses fisologis yang mekanistis. Manusia harus berkembang jauh daripada sekedar memenuhi kebutuhkan fisik dan hars mampu mengembangkan hal-hal non fisik, misalnya nilai maupun sikap.
    2. Metode yang digunakan adalah life history, yang berusaha memahami manusia dari sejarah hidupnya sehingga muncul keunikan individual.
    3. Mengakui pentingnya personal freedom dan responsibility dalam proses pengambilan keputusan yang berlangsung sepanjang hidup. Tujuan hidup manusia adalah berkembang, berusaha memenuhi potensinya dan mencapai aktualitas diri. Dalam hal ini intensi dan eksistensi menjadi penting karena intensi menentukan eksistensi manusia.
    4. Mind bersifat aktif dan dinamis. Melalui mind, manusia mengekspresikan keunikan kemampuannya sebagai individu, yang terwujud dalam aspek kognisi, willing, serta judgement. Kemampuan khas manusia yang sangat dihargai adalah kreatifitas karena melalui kreatifitas inilah manusia mengekspresikan diri dan potensinya.
    5. Pandangan humanistik banyak diterapkan dalam bidang psikoterapi dan konseling, dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman diri.

    B. Tokoh


    1. Carl Rogers (1902-1988)

    Lahir di Illinois, sejak kecil Rogers menerima penanaman yang ketat mengenai kerja keras dan nilai agama Krsten Protestan. Kelak kedua hal ini mewarnai teori-teorinya. Setelah mempelajari Ilmu Teologi, ia melanjutkan studinya di Teachers College Colombia University, dimana banyak tokoh psikologi mengajar, dan meraih gelar MA pada tahun 1928 Ph.D. pada tahun 1931.

    Rogers kemudian bekerja sebagai Psikoterapis dan mengembangkan teori humnistiknya. Dalam konteks terapi, ia menemukan dan mengembangkan teknik terapi yang dikenal sebagai Client-Centered Therapy. Dibandingkan dengan teknik terapi yang ada pada masa itu, teknik ini adalah pembaharuan karena mengasumsikan posisi yang sejajar antara terapis dan pasien (dalam konteks ini pasien disebut klien). Hubungan terapis-klien diwarnai kehangatan, serta rasa saling percaya, dan klien diperlakukan sebagai orang dewasa yang dapat mengambil keputusan sendiri dan bertanggung jawab penuh atas keputusannya.Tugas terapis adalah membantu klien mengenali masalahnya, dan dirinya sendiri, sehingga akhirnya dapat menemukan solusi bagi dirinya sendiri.



    Keseluruhan pengalaman internal dan eksternal psikologis individu membentuk organisma, yaitu suatu kenyataan yang dihayati individu dan disebut sebagai subjective reality unik dari satu individu ke individu lainnya Self (diri) berkembang dari organisma. Semakin koheren organisma dan self, semakin sehat pribadi tersebut dan sebaliknya.

    Sebagaimana ahli humanistik pada umumnya, Rogers mendasarkan teori dinamika kepribadian pada konsep aktualisasi diri. Aktualisasi diri adalah daya yang mendorong pengembangan diri dan potensi individ, sifatnya bawaa dan sudah menjadi ciri seluruh  manusia. Aktualisasi diri yang mendorong manusia sampai pada pengembangan yang optima dan menghasilkan ciri untuk manusia seperti kreatifitas, inovasi, dan lain-lain.

    2. Abraham Maslow (1908-1970)



    Maslow dikenal dengan teori motivasinya yang mengasumsikan bahwa perkembangan psikologis manusia didorong oleh hirarki kebutuhannya, yaitu psysiological needs, safety needs, love and belonging needs, esteem needs dan self actualization.

    5. Psikoanalisis

    Aliran psikoanalisis muncul pada tahun 1900 sebagai upaya memperdalam pandangan-pandangan psikologis dan mengaitkannya melalu berbagai kemajuan dalam bidang kedokteran. Tokoh yang disebut sebagai Bapak Psikoanalis adalah Sigmund Freud (1856-1939), lahir pada tanggal 6 Mei 1856 di Freiberg Moravia. Freud berusaha mereduksi psikologi menjad keadaan neurologi karena pada dasarnya ia adalah seorang ahli saraf. 

    Adapun teori dasar Sigmund adalah ide tentang alam sadar (conscious mind) verss alam bawah sadar (unconscious mind). Alam sadar merupakan apa yang disadari oleh individu pada saat-saat tertentu, penginderaan langsung, ingatan, pemikiran, fantas dan, perasaan yang dimiliki. Hal yang berkaitan erat dengan alam sadar adalah alam pra-sadar, yaitu apa yang disebut saat ini dengan 'kenangan yang sudah tersedia (available memory)', yaitu segala data yang dengan mudah dipanggil ke alam sadar, kenang-kenagan yang walaupun tidak Anda ingat waktu berfikir, tapi dapat dengan mudah dipanggil lagi. Menurut Freud, keudanya adalah bagian terkecil dari fikiran.

    Sementara itu, bagian terbesar dari alam pikiran adalah alam bawah sadar (unconscious mind). Bagian ini mencakup segala sesuatu yang sangat sulit dibawa ke alam sadar, termasuk segala sesuatu yang memang asalnya dari alam bawah sadar, seperti nafsu dan insting. Freud berpendapat bahwa alam bawah sadar adalah sumber dari motivasi dan dorongan yang ada dlam diri kita, baik itu hasrat yang sederhana seperti makanan atau seks, maupun motif-motif yang mendorong seorang seniman ataupun ilmuwan berkarya. 

    Konsep lain dari Freud adalah struktur kepribadian, yang dibagi menjadi tiga, yaitu: Id, ego, dan superego. Masing-masing elemen ini merupakan tahapan-tahapan kepribadian dengan karakteristik yang berbeda-beda:
    • Id merupakan struktur kepribadian yang paling mendasar, hanya berdasarakan dorongan nafsu atau kenikmatan belaka
    • Ego adalah pikiran yang beroperasi menurut prinsip kenyataan (reality principle) yang memuaskan dorongn id menurut cara-cara yang dapat diterima masyarakat atau sebagai kepribadian yang mengontrol kesadaran
    • Superego merupakan kesadaran tertinggi mansia, terbentuk melalui proses identifiasi dalam nilai-nilai oral dan beroperasi menurut prinsip moral


    Tokoh lain dari psikoanalisis adalah Alfred Adler (1870-1937), seorang doktr mata lulusan Universitas Wina (1895) yang kemudian menekuni bidang psikiatri dan menjadi psikiater.
    Teori-teorinya adalah sebagai berikut: 
    1. Teori tentang inferioritas universa, yang meyakini bahwa setiap manusia akan melakukan upaya menyesuaikan diri dengan kelemahan yang dimilikinya melalui berbagai bentuk prilaku konvensional sebagai cara mengatasi kelemahannya.
    2. Teori tentang striving for superiority, yatu motivasi bawaan yang menggerakkan manusia untuk bertahan hidup dan mengembangkan diri.

    Referensi:  
    https://kepribadianika.wordpress.com/2011/12/08/psikologi-behavioristik/
    https://khasanahpioneerscom.wordpress.com/2012/09/05/aliran-aliran-dalam-psikologi/
    http://www.wivrit.com/2013/09/pengertian-tujuan-dan-peran-dari-psikodiagnostik.html
    http://www.kompasiana.com/maisumlailiagnesia/definisi-kognisi-dan-pengertian-psikologi-kognitif_54f5cfcca33311fd518b45b0
    https://personalityolvieleonita.files.wordpress.com/2014/12/diagram.jpg
    https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgG0_nVU6uuH-T4-GA4vy2y0DMNq7QzavQRrL3KiS_yNTIgHp4Fr9wP4FPPrWztY47uqAj-V6_zo2CQnT-N6FvELXUucUXM1yQowxv0dkS31cXfCDMlkRoCaTSydODjxMx-x6M0Qrpr8B4/s1600/tingkatan+maslow.png
    http://image.slidesharecdn.com/pengukurankepribadian-150609112410-lva1-app6891/95/pengukuran-kepribadian-18-638.jpg?cb=1433849284
    http://image.slidesharecdn.com/teorikepribadiancarlr-140413172833-phpapp02/95/teori-kepribadian-carl-r-rogers-16-638.jpg?cb=1397410216

    Sabtu, 10 September 2016

    Apakah Psikologi Itu?

    Asal Mula Kata Psikologi


    Psikologi, atau dalam bahasa Inggris disebut psychology, berasal dari bahasa Yunani yang merupakan gabungan dari kata psyche dan logos. Psyche berarti jiwa dan logos berarti ilmu, sehingga secara harafiah, psikologi diartikan sebagai ilmu jiwa. 

    Ilmu Jiwa


    Istilah psyche atau jiwa masih sulit didefinisikan karena jiwa merupakan obyek yang bersifat abstrak dan sulit dilihat wujudnya, namun tidak dapat dipungkiri keberadaannya. Dalam beberapa dasawarsa ini, istilah jiwa sudah jarang digunakan dan diganti dengan istilah psikis.


    Ilmu jiwa adalah ilmu yang mempelajari atau menyelidiki pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan jiwa seseorang. Ilmu jiwa anak dan ilmu jiwa masa muda disebut sebagai ilmu jiwa genetis atau ilmu jiwa perkembangan, yang merupakan bagian dari psikologi.


    Pengertian Psikologi Menurut Para Ahli


    Ada beberapa ahli yang mengemukakan pendapat tentang pengertian psikologi, diantaranya:


    1. Ensiklopedi Nasional Indonesia Jilid 13 (1990)


    Menurut Ensiklopedi Nasional Indonesia, psikologi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dan binatang, baik yang dapat dilihat secara langsung maupun yang tidak dapat dilihat secara langsung. 


    2. Dakir (1993)

    Menurut Dakir, psikologi membahas tingkah laku manusia dalam hubungannya dengan lingkungannya.

    3. Muhibbin Syah (2001)

    Menurut Muhibbin Syah, psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku terbuka dan tertutup pada manusia, baik sebagai individu maupun dalam kelompok, dalam hubungannya dengan lingkungan. TIngkah laku terbuka adalah tingkah laku yang bersifat psikomotor yang mencakup perbuatan berbicara, duduk, berjalan dan lain sebagainya. Sedangkan tingkah laku tertutup mencakup berfikir, berkeyakinan, berperasaan, dan lain sebagainya.

    1. Dari beberapa definisi tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku manusia sebagai individu dan dalam hubungannya dengan lingkungannya. Tingkah laku tersebut bisa berupa tingah laku yang tampak maupn tidak tampak, serta tingkah laku yang disadari maupun tidak disadari.

    2. Referensi: 
    3. http://belajarpsikologi.com/pengertian-psikologi/
    http://nasrudincurahan10jari.blogspot.co.id/2014/06/metode-mempelajari-ilmu-jiwa.html