Minggu, 02 Oktober 2016

Zaman Renaisans


Francis Bacon (1561-1626)

Di tengah-tengah lahirnya kembalinya kebudayaan Eropa abad ke 14, Francis Bacon muncul dengan konsep-konsep penting bagi psikologi yaitu ia menolak pandangan rasionalistisyang menganggap bahwa rasiolah yang penting dalam ilmu pengetahuan. Sebaliknya ia juga menolak anggapan Aristoteles bahwa materilah yang penting dan dalam ilmu pengetahuan. Sebaliknya ia juga menolak anggapan Aristoteles bahwa meterilah yang penting dan bahwa dalam tiap materi sudah terdapat potensi yang tak dapat diubah lagi. sehingga tiap materi mempunyai kebenarannya sendiri. Ia mengemukakan metode induktif dalam ilmu pengetahuan, yaitu suatu metode untuk mencari kebenaran yang umum dengan mempelajari beberapa hal atau sejumlah hal yang khusus. Hanya dengan metode induktif inilah ilmu pengetahuan dapat mencapai kebenaran objektif, sedangkan selama 25 abad sebelumnya para sarjana menurut Bacon hanya berspekulasi saja dalam ilmu sehingga steril, tidak dapat memperoleh kemajuan dalam pengetahuan yang berarti. Bukunya Novum Organum Scientiarum (1620) merupakan pernyataan kebebasan kaum empiris dari kungkungan metode yang rasionalitas. Untuk itu ia mengingatkan bahwa agar seorang sarjana dapat dikatakan sebagai empiris sejati dan sebelum ia dapat menggunakan metode induktif. Ia harus membebaskan diri terlebih dahulu dari beberapa macam prasangka atau idola.

Ada empat idola yang harus dihindari menurut Bacon Yaitu;
1) Idola Tribus; yaitu idola yang terdapat pada suatu suku bangsa (tribe). Idola ini dapat menimbulkan kepercayaan bahwa sukunya sendirilah yang benar atau nenek moyang atau orang tua sendirilah yang benar.
2) Idola Fori; yaitu idola yang timbul di pasar, sebagai akibat pergaulan dengan orang banyak di mana istilah dan konsep tidak di definisikan dengan cermat dan tepat.
3) Idola Specus; yaitu idola yang timbul karena adanya dorongan dalam diri sendiri untuk mengamati sesuatu secara keliru, kecenderungan subjektivisme, sehingga mengakibatkan terjadinya kesimpulan dan penalaran yang salah mengenai sesuatu.
4) Idola Theatri; yaitu idola yang disebabkan oleh metode yang tidak digunakan dala ilmu pengetahuan atau yang digunakan oleh ahli filsafat yang kurang dapat dipercaya, sehingga dapat menyebabkan timbulnya pandangan yang keliru mengenai sesuatu.


Rene Descartes (1596-1650)

Rene Descartes merupakan seorang ahli matematika, ahli ilmu faal dan ahli filsafat yang mempunyai perhatian besar terhadap gejala kejiwaan. Konsepnya tentang psikologi adalah ilmu yang mempelajari kesadaran. Jadi kesadaran adalah aliran psikologi mementingkan kesadaran disebut sebagai Psikologi Cartian.Tokoh yang cukup penting dalam sejarah psikologi ini menerangkan tingkah laku hewan dalam prinsip mekanistis. Ia mengemukakan konsep "reflex arc" untuk menerangkan semua tingkah laku pada hewan dan sebagian besar tingkah laku pada manusia. Dikatakannya bahwa hewan dan sering kali juga manusia bereaksi terhadap rangsangan yang datang dari lingkungannya atas dasar prinsip refleks. Suatu rangsangan yang datang dari lingkungan diterima oleh alat indera dan disalurkan melalui saluran syaraf tertentu ke otak dan otak mengolah impuls yang masuk itu untuk kemudian memberi instuksi kepada otot anggota tubuh melalui saluran-saluran syaraf pula, agar anggota tubuh gerakan-gerakan yang sudah ditentukan.
Pada awal abad ke 20, di Amerika Serikat ada seorang serjana J.B. Watson yang menganut konsep "reflex arc" ini sepenuhnya pada manusia, yaitu ia percaya bahwa tingkah laku manusia sebenarnya tidak lain dari jalinan refleks ini belaka. Tetapi Descartes sendiri pada masanya tidak berpikiran seekstrem itu, Ia justru berpendapat bahwa tingkah laku manusia berbeda dari tingkah laku hewan. Meskipun manusia dalam tingkah lakunya juga tunduk pada hukum-hukum mekanisme sampai taraf-taraf tertentu, manusia masih mempunyai kebebasan memilih inilah yang tidak ada pada hewan. Karena adanya kebebasan memilih inilah, maka manusia dapat melakukan sebuh laku yang mandiri, padahal hewan dalam tingkah lakunya selalu tergantung pada situasi atau rangsangan yang datang dari lingkungan. Dalam pemilihan yang dilakukan manusia. Demikian pendapat Descartes. Karena itu Descartes juga disebut penganut paham rasionalsme. Sebagai penganut rasionalisme yang terlalu yakin akan ajarannya, maka Descartes hanya yakin akan adanya dirinya sendiri, karena sau-satunya yang ia ketahui adalah pikirannya sendiri. Ia memang melihat benda-benda lain, orang lain, tetapi apakah mereka itu juga berpikir seperti dirinya sendiri? inilah yang tidak diketahui dengan pasti oleh Descartes. Dengan perkataan lain, ia meragukan semua hal di luar hal dirinya, maka Descartes disebut juga sebagai penganut faham skeptisme.


Referensi: Sarlito W. Saswono berkenalan dengan aliran-aliran dan tokoh psikologi. Hal.15

Tidak ada komentar:

Posting Komentar